Berita

PELAKSANAAN KURIKULUM MERDEKA DI SMA SWASTA METHODIST 6 MEDAN


Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Sesuai dengan namanya, Kurikulum Merdeka mengusung konsep bahwa pendidikan di Indonesia harus "Merdeka Belajar."

SMA Swasta Methodist 6 Medan telah melaksanakan kurikulum Merdeka selama 3 tahun lamanya. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik.

Karakteristik Kurikulum Merdeka

  1. Pengembangan Soft Skills dan Karakter
  2. Fokus pada Materi Esensial
  3. Pembelajaran yang fleksibel

Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran. Dalam penerapannya Profil pelajar Pancasila sendiri adalah karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap peserta didik. Ini termasuk karakter beriman dan bertakwa pada Tuhan YME, berkebhinekaan global, gotong royong, kreatif, mandiri, dan bernalar kritis. Profil pelajar Pancasila bisa dibangun melalui budaya satuan pendidikan, pembelajaran intrakurikuler, proyek penguatan profil pelajar Pancasila, dan ekstrakurikuler.

Selama 3 tahun melaksanakan kurikulum Merdeka selain fokus pada pembelajaran intrakurikuler SMA Swasta Methodist 6 Medan Juga melaksanakan proyek penguatan profil perelajar Pancasila. Proyek penguatan profil pelajar Pancasila yang dilaksanakan berdasarkan prinsip:

  • Holistik atau memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh, tidak parsial atau terpisah-pisah.
  • Kontekstual, yaitu berdasarkan dari pengalaman nyata yang dihadapi dalam kegiatan sehari-hari.
  • Berpusat pada peserta didik yang artinya siswa menjadi subjek pembelajaran dan prosesnya tetap dilaksanakan secara mandiri.
  • Eksploratif atau berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang pengembangan diri dan inkuiri.

Adapun thema thema proyek penguatan profil pelajar Pancasila yang diambil yaitu berupa kewirausahaan, lingkungan, kearifan lokal, berekayasa dan berteknologi, bangunlah jiwa dan raganya, suara demokrasi. P5 yang petama kali dilaksanakan oleh peserta didik SMA Swasta Methodist 6 Medan yaitu gaya hidup berkelanjutan, Dimana saat itu peserta didik lansgung diajak kelapangan untuk melihat kondisi TPA yang ada disekitar lingkungan sekolah, setelah itu siswa diajak untuk mencari cara bagaiman pengolahan sampah yang baik dan benar agak dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan. Selain itu dibentuk juga Duta samapah yang bertugas untuk mengajak semua peserta didik di SMA Swasta Methodist 6 Medan untuk peduli terhadap lingkungan sekitar terutama untuk sampah sampah yang ada di lingkungan sekolah. Selanjutnya pada saat pelaksanaan P5 dengan thema bangun lah jiwa dan raganya peserta didik diajak untuk menyuarakan tidak adanya perundungan di SMA Swasta Methodist 6 Medan. Pada saat pelaksanaan thema P5 ini dibentuk POLSIS ( Polisi Siswa). POLSIS sendiri bertugas sebagai membantu menjaga keamanan, ketertiban, dan kedisiplinan di lingkungan sekolah, serta mencegah pelanggaran aturan dan tata tertib. Mereka juga berperan sebagai contoh bagi siswa lain dalam hal perilaku dan kedisiplinan. Selain itu juga dibentuk Duta 3S ( Senyum,salam,sapa) dimana peserta didik diajak untuk selalu bersikap ramah kepada setiap warga lingkungan sekolah dan tidak adanya perundungan di SMA Swasta Methodist 6 Medan. Selain itu untuk menyuarakan bahwa sekolah SMA Swasta Methodist 6 adalah sekolah yang anti terhadap perundungan para peserta didik membuat poster tentang anti perundungan dan ditempel di setiap dinding kelas. Thema P5 selanjutnya Adalah suara demokrasi. Pada thema ini peserta didik melaksanakan secara langsung pemungutan suara untuk pemilihan OSIS. Peserta didik juga secara langsung mempersiapkan terlaksananya Pemilihan Raya OSIS. Melalui projek ini peserta didik diajarkan betapa berartinya suaranya dalam sebuah pemilihan dimasa yang akan datang.

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang selanjutnya dilakukan di SMA Swasta Methodist 6 Medan adalah thema kearifan lokal. Pada thema P5 ini peserta didik mempelajari bagaimana keanekaragaman kebudayaan yang ada di Indonesia khususnya suku karo. Pada saat pelaksanaan P5 ini peserta didik secara lansung mengunjungi salah satu desa yang ada di kabupaten Karo yaitu Desa lingga. Disana Peserta didik melaksanakan studi tiru untuk mengetahui dan melihat langsung bagaimana kebudayaan karo itu sebenarnya, bagaimana kehidupan masyarakatnya, rumah adatnya serta kesenian suku karo. Melalui P5 dengan thema kearifan lokal ini diharapkan peserta didik semakin mencintai kebudayaan asli Indonesia dan mau melestarikannya.

Selain itu peserta didik juga melaksanakan projek berthemakan kewirausahaan. Pada tema Kewirausahaan ini, peserta nantinya akan Mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah yang ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial, dan kesejahteraan masyarakat. Saat pelaksanaan thema projek ini peserta didik secara langsung mencari ide produk yang bisa dipasarkan di lingkungan sekolah yang akan dijual pada saat market day.

Melalui projek ini, siswa mendapatkan kesempatan untuk belajar dalam situasi yang tidak formal, struktur belajar yang lebih fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif, dan terlibat langsung dengan lingkungan sekitar. Dengan begitu, berbagai kompetensi yang mereka miliki akan lebih terasah.