Kurikulum
Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di
mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk
mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk
memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan
kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Sesuai dengan namanya,
Kurikulum Merdeka mengusung konsep bahwa pendidikan di Indonesia harus
"Merdeka Belajar."
SMA
Swasta Methodist 6 Medan telah melaksanakan kurikulum Merdeka selama 3 tahun
lamanya. Kurikulum Merdeka
memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran
berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik.
Karakteristik
Kurikulum Merdeka
Projek
untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan
tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan
untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat
pada konten mata pelajaran. Dalam penerapannya Profil pelajar Pancasila sendiri
adalah karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian dan dihidupkan
dalam diri setiap peserta didik. Ini termasuk karakter beriman dan bertakwa
pada Tuhan YME, berkebhinekaan global, gotong royong, kreatif, mandiri, dan
bernalar kritis. Profil pelajar Pancasila bisa dibangun melalui budaya satuan
pendidikan, pembelajaran intrakurikuler, proyek penguatan profil pelajar
Pancasila, dan ekstrakurikuler.
Selama
3 tahun melaksanakan kurikulum Merdeka selain fokus pada pembelajaran
intrakurikuler SMA Swasta Methodist 6 Medan Juga melaksanakan proyek penguatan
profil perelajar Pancasila. Proyek penguatan profil pelajar Pancasila yang
dilaksanakan berdasarkan prinsip:
Adapun
thema thema proyek penguatan profil pelajar Pancasila yang diambil yaitu berupa
kewirausahaan, lingkungan, kearifan lokal, berekayasa dan berteknologi,
bangunlah jiwa dan raganya, suara demokrasi. P5 yang petama kali dilaksanakan
oleh peserta didik SMA Swasta Methodist 6 Medan yaitu gaya hidup berkelanjutan,
Dimana saat itu peserta didik lansgung diajak kelapangan untuk melihat kondisi
TPA yang ada disekitar lingkungan sekolah, setelah itu siswa diajak untuk
mencari cara bagaiman pengolahan sampah yang baik dan benar agak dapat
mengurangi dampak pencemaran lingkungan. Selain itu dibentuk juga Duta samapah
yang bertugas untuk mengajak semua peserta didik di SMA Swasta Methodist 6
Medan untuk peduli terhadap lingkungan sekitar terutama untuk sampah sampah
yang ada di lingkungan sekolah. Selanjutnya pada saat pelaksanaan P5 dengan
thema bangun lah jiwa dan raganya peserta didik diajak untuk menyuarakan tidak
adanya perundungan di SMA Swasta Methodist 6 Medan. Pada saat pelaksanaan thema
P5 ini dibentuk POLSIS ( Polisi Siswa). POLSIS sendiri bertugas sebagai membantu
menjaga keamanan, ketertiban, dan kedisiplinan di lingkungan sekolah, serta
mencegah pelanggaran aturan dan tata tertib. Mereka juga berperan sebagai
contoh bagi siswa lain dalam hal perilaku dan kedisiplinan. Selain itu juga
dibentuk Duta 3S ( Senyum,salam,sapa) dimana peserta didik diajak untuk selalu
bersikap ramah kepada setiap warga lingkungan sekolah dan tidak adanya
perundungan di SMA Swasta Methodist 6 Medan. Selain itu untuk menyuarakan bahwa
sekolah SMA Swasta Methodist 6 adalah sekolah yang anti terhadap perundungan
para peserta didik membuat poster tentang anti perundungan dan ditempel di
setiap dinding kelas. Thema P5 selanjutnya Adalah suara demokrasi. Pada thema
ini peserta didik melaksanakan secara langsung pemungutan suara untuk pemilihan
OSIS. Peserta didik juga secara langsung mempersiapkan terlaksananya Pemilihan
Raya OSIS. Melalui projek ini peserta didik diajarkan betapa berartinya
suaranya dalam sebuah pemilihan dimasa yang akan datang.
Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang selanjutnya dilakukan di SMA Swasta
Methodist 6 Medan adalah thema kearifan lokal. Pada thema P5 ini peserta didik
mempelajari bagaimana keanekaragaman kebudayaan yang ada di Indonesia khususnya
suku karo. Pada saat pelaksanaan P5 ini peserta didik secara lansung mengunjungi
salah satu desa yang ada di kabupaten Karo yaitu Desa lingga. Disana Peserta
didik melaksanakan studi tiru untuk mengetahui dan melihat langsung bagaimana
kebudayaan karo itu sebenarnya, bagaimana kehidupan masyarakatnya, rumah
adatnya serta kesenian suku karo. Melalui P5 dengan thema kearifan lokal ini
diharapkan peserta didik semakin mencintai kebudayaan asli Indonesia dan mau
melestarikannya.
Selain
itu peserta didik juga melaksanakan projek berthemakan kewirausahaan. Pada tema
Kewirausahaan ini, peserta nantinya akan Mengidentifikasi potensi ekonomi di
tingkat lokal dan masalah yang ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta
kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial, dan kesejahteraan masyarakat. Saat
pelaksanaan thema projek ini peserta didik secara langsung mencari ide produk
yang bisa dipasarkan di lingkungan sekolah yang akan dijual pada saat market
day.
Melalui projek ini, siswa mendapatkan kesempatan untuk belajar dalam situasi yang tidak formal, struktur belajar yang lebih fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif, dan terlibat langsung dengan lingkungan sekitar. Dengan begitu, berbagai kompetensi yang mereka miliki akan lebih terasah.