Saat ini Indonesia dikenal sebagai
salah satu negara penghasil sampah terbesar ke lautan. Untuk mengantisipasi
kondisi yang semakin buruk, pemerintah Republik Indonesia telah melakukan
berbagai upaya serta berkomitmen untuk mengurangi sampah hingga 30% dan
mengelola sampah plastik hingga 70% pada tahun 2025. Peraturan Presiden pun
diterbitkan (Nomor 83 Tahun 2018) tentang Rencana Aksi Nasional Penanganan
Sampah Laut, yang di dalamnya memuat 5 (lima) Rencana Aksi Nasional Pengurangan
Sampah Laut. Salah satu strategi yang dilaksanakan adalah melakukan upaya
perubahan kesadaran dan perilaku masyarakat serta mengurangi masukan sampah
yang bersumber dari darat.
Persoalan sampah harus
dilihat secara menyeluruh. Sebab, setiap orang bertanggung jawab atas sampah
yang dihasilkannya. Lima belas tahun berlalu sejak insiden longsornya sampah di
Tempat Pembuangan Akhir Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, 21 Februari. Sebanyak
157 warga tewas akibat longsoran sampah. Semenjak itu, pada tanggal yang sama
ditetapkan sebagai Hari Peduli Sampah Nasional.
Selama
ini, umumnya masyarakat merasa bahwa tanggung jawab atas sampah masing-masing
hanya sampai membuangnya ke tempat sampah. Kita mengira bahwa masalah telah
selesai sejak petugas kebersihan mengangkutnya ke TPA, padahal masalah justru
baru dimulai saat kita mengisi tong sampah yang rutin dikosongkan petugas.
Kebanyakan dari kita berlomba-lomba membersihkan tempat tinggal kita dari
sampah tanpa peduli sebanyak apa dan ke mana sampah tersebut disingkirkan.
Ketika TPA sudah ditutup dan tidak ada lagi tempat untuk menampung sampah yang kita hasilkan, sampah tersebut akan lebih dekat dengan keseharian kita sebagai penyampah. Karena itulah, masalah sampah semakin mendesak untuk diselesaikan. Sebelum mengupayakan berbagai hal untuk mengatasi masalah sampah, mari kita pahami terlebih dahulu bagaimana sampah dihasilkan dari kegiatan manusia di zaman sekarang, perjalanannya melalui berbagai jalur, hingga dampaknya ke ekosistem.
Senin, 15 Agustus 2022 Pukul 09.00 - 11.00 WIB, SMA Methodist 6 Medan mengadakan seminar yang memiliki tema Sampahku Tanggungjawabku! Tema ini diangkat dalam rangka membangkitkan semangat dan kesadaran diri siswa akan peran dan tanggungjawabnya untuk menjaga lingkungan dan sekitarnya.
Pada seminar kali ini,
siswa diajarkan untuk bisa mengetahui bahaya besar yang akan diakibatkan dan
dirasakan masyarakat akibat masalah sampah yang berlebihan. Pengenalan akan
bahaya dan musibah yang sudah dialami Indonesia dan masyarakat sekitar akibat
masalah sampah. Melalui seminar kali ini, siswa diajak untuk bertanggungjawab
atas sampah yang ada dilingkungan sekitarnya. Dimulai dengan bertanggungjawab
pada diri sendiri.
Upaya
mengembangkan edukasi yang mendorong sikap arif dan bijak dari masyarakat dalam
pengelolaan sampah dan mendukung program daur ulang adalah sebuah kebutuhan.Untuk
itu mari kita mengembangkan sikap kesadaran diri akan tugas dan tanggungjawab
kita akan lingkungan sekitar dimulai dari peran kecil yaitu berani
bertanggungjawab akan sampah yang kita hasilkan sendiri.
Mari
Tumbuhkan dan Tanamkan dalam diri masing – masing, “ Sampahku,
Tanggungjawabku.”
Lingkunganku
bersih, Indonesiaku Sehat !